Sulawesi merupakan salah satu pulau besar di Indonesia yang dianugerahi bentang alam menakjubkan. Selain terkenal dengan pegunungan Latimojong di Sulawesi Selatan, ada satu lagi gunung megah yang menjadi kebanggaan masyarakat HONDA138 Sulawesi Barat, yaitu Gunung Gandang Dewata. Gunung ini sering dijuluki sebagai “atap Sulawesi Barat” karena merupakan puncak tertinggi di provinsi tersebut.

Gunung Gandang Dewata bukan hanya tempat favorit bagi para pendaki, melainkan juga menyimpan nilai budaya, sejarah, dan ekologi yang sangat penting. Keindahannya yang masih alami, ditambah dengan keberadaan masyarakat adat yang menjaga tradisi leluhur, menjadikan gunung ini salah satu destinasi wisata alam dan budaya yang unik di Indonesia.
Letak Geografis dan Ketinggian Gunung Gandang Dewata
Gunung Gandang Dewata terletak di perbatasan Kabupaten Mamasa dan Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat. Dengan ketinggian mencapai 3.037 meter di atas permukaan laut (mdpl), gunung ini menjadi gunung tertinggi di Sulawesi Barat sekaligus termasuk dalam deretan gunung tertinggi di Indonesia.
Nama “Gandang Dewata” sendiri berasal dari bahasa lokal yang memiliki arti “gendang para dewa”. Nama ini mencerminkan betapa gunung ini dianggap sakral oleh masyarakat sekitar. Seperti halnya Gunung Latimojong di Sulawesi Selatan, Gandang Dewata juga masuk dalam daftar gunung yang diincar pendaki karena memiliki medan menantang sekaligus panorama yang indah.
Sejarah dan Makna Budaya
Bagi masyarakat adat Mamasa, Gunung Gandang Dewata memiliki kedudukan istimewa. Gunung ini diyakini sebagai tempat sakral yang berkaitan erat dengan kehidupan spiritual masyarakat. Dalam berbagai cerita rakyat, gunung ini disebut sebagai tempat bersemayamnya para leluhur dan roh penjaga alam.
Suku Mamasa, yang masih erat menjaga adat istiadat, sering mengadakan ritual tertentu sebelum melakukan aktivitas penting di sekitar gunung. Ritual ini biasanya berupa doa dan sesaji sebagai bentuk penghormatan kepada arwah leluhur dan penjaga gunung. Hal ini menunjukkan bahwa Gandang Dewata tidak hanya dipandang sebagai gunung biasa, melainkan bagian dari identitas budaya masyarakat setempat.
Jalur Pendakian Gunung Gandang Dewata
Pendakian menuju Gunung Gandang Dewata biasanya dimulai dari Desa Rantepongko, Kecamatan Mamasa. Desa ini menjadi titik awal perjalanan karena akses jalannya relatif mudah ditempuh dari pusat Kabupaten Mamasa.
Beberapa tahapan jalur pendakian yang akan dilalui antara lain:
- Desa Rantepongko – Pos Awal
Jalur awal melewati kawasan perkebunan kopi dan hutan bambu milik warga. Pendaki bisa berinteraksi dengan masyarakat lokal yang ramah. - Pos Awal – Hutan Tropis
Setelah melewati kebun, jalur mulai memasuki hutan tropis yang rimbun dengan pepohonan besar. Suasana sejuk dan suara burung menjadi teman perjalanan. - Hutan Lumut
Di ketinggian sekitar 2.000 mdpl, pendaki akan menemui hutan lumut yang unik. Pohon-pohon di sini dipenuhi lumut hijau yang menciptakan suasana mistis dan menawan. - Padang Sabana
Menjelang puncak, vegetasi berubah menjadi padang sabana. Rumput hijau yang terbentang luas membuat pemandangan semakin memanjakan mata. - Puncak Gandang Dewata
Di ketinggian 3.037 mdpl, pendaki akan disambut panorama luar biasa berupa lautan awan, deretan pegunungan, serta keheningan khas pegunungan tinggi.
Pendakian Gunung Gandang Dewata rata-rata membutuhkan waktu 3–4 hari pulang pergi, tergantung kondisi fisik pendaki dan cuaca.
Keindahan Alam Gunung Gandang Dewata
Gunung Gandang Dewata menyimpan sejuta pesona yang membuat siapa pun jatuh cinta. Beberapa daya tarik utama di antaranya:
- Lautan Awan
Pemandangan lautan awan dari puncak membuat pendaki merasa berada di atas langit. - Hutan Lumut yang Mistis
Salah satu daya tarik utama gunung ini adalah keberadaan hutan lumut tebal yang unik dan jarang ditemukan di tempat lain. - Air Terjun dan Sungai
Beberapa jalur pendakian melewati aliran sungai dan air terjun kecil yang jernih, menambah kesegaran perjalanan. - Panorama Sabana
Rumput hijau dan bunga liar di sabana menjelang puncak memberikan kontras indah dengan hutan tropis di bawahnya.
Flora dan Fauna di Gunung Gandang Dewata
Gunung Gandang Dewata termasuk kawasan dengan keanekaragaman hayati tinggi.
- Flora
Vegetasi di gunung ini terdiri dari hutan hujan tropis, hutan lumut, hingga padang sabana. Anggrek hutan, pakis, dan berbagai tumbuhan endemik Sulawesi tumbuh subur di sini. - Fauna
Satwa khas Sulawesi seperti anoa (kerbau kerdil), tarsius (primata kecil nokturnal), kuskus, serta burung endemik seperti maleo dapat dijumpai di kawasan ini. Kehadiran satwa-satwa tersebut menjadikan Gandang Dewata sebagai habitat penting bagi konservasi alam.
Tantangan dan Persiapan Mendaki
Pendakian Gunung Gandang Dewata tergolong cukup menantang karena jalurnya panjang, licin, dan sering tertutup kabut. Perubahan cuaca ekstrem juga kerap terjadi, sehingga pendaki perlu mempersiapkan diri dengan matang.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum mendaki:
- Membawa peralatan standar pendakian (tenda, sleeping bag, matras, dan peralatan memasak).
- Menyediakan logistik makanan dan minuman yang cukup untuk 3–4 hari.
- Menggunakan sepatu gunung yang kuat dan tahan medan licin.
- Membawa jaket tebal karena suhu di puncak bisa sangat dingin.
- Menghormati adat dan kepercayaan masyarakat setempat.
- Menjaga kebersihan dengan tidak meninggalkan sampah.
Potensi Wisata dan Ekonomi Lokal
Gunung Gandang Dewata memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata alam dan budaya. Kehadiran pendaki dari berbagai daerah memberi peluang ekonomi bagi masyarakat lokal.
Warga sekitar sering menyediakan jasa pemandu (guide), porter, serta homestay sederhana di desa-desa sekitar. Selain itu, produk lokal seperti kopi Mamasa dan kerajinan tangan khas daerah juga menjadi daya tarik tambahan bagi wisatawan. Dengan pengelolaan yang baik, Gandang Dewata bisa menjadi ikon wisata Sulawesi Barat sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Upaya Konservasi
Sebagai kawasan dengan ekosistem penting, Gunung Gandang Dewata perlu dijaga kelestariannya. Ancaman seperti perusakan hutan, pembalakan liar, serta sampah pendaki harus diantisipasi sejak dini.
Pemerintah daerah bersama komunitas pecinta alam telah berupaya melakukan langkah konservasi, seperti penanaman kembali pohon, patroli hutan, hingga sosialisasi pentingnya menjaga kebersihan jalur pendakian. Hal ini penting agar Gandang Dewata tetap terjaga dan bisa diwariskan untuk generasi mendatang.
Kesimpulan
Gunung Gandang Dewata di Sulawesi Barat bukan hanya gunung tertinggi di provinsi tersebut, tetapi juga simbol alam dan budaya yang sangat berharga. Dengan ketinggian 3.037 mdpl, gunung ini menawarkan panorama luar biasa, mulai dari hutan tropis, hutan lumut yang eksotis, sabana yang menawan, hingga puncak dengan lautan awan yang mempesona.
Selain keindahan alam, Gunung Gandang Dewata juga memiliki nilai budaya yang kental bagi masyarakat adat Mamasa, yang memandangnya sebagai gunung sakral. Bagi pendaki, menaklukkan Gandang Dewata bukan hanya perjalanan fisik, tetapi juga pengalaman spiritual yang penuh makna.
Dengan menjaga kelestarian dan mengembangkan potensi wisata secara berkelanjutan, Gunung Gandang Dewata bisa menjadi ikon wisata unggulan Sulawesi Barat sekaligus warisan alam Indonesia yang patut dibanggakan.