Gunung Suket adalah salah satu gunung yang jarang terdengar namun menyimpan pesona tersendiri di antara deretan gunung-gunung indah di Jawa Timur. Berlokasi dalam kawasan Taman Wisata Alam Kawah Ijen, Gunung Suket terletak di wilayah Kabupaten Bondowoso dan Banyuwangi, berdampingan dengan Gunung Raung dan Gunung Ijen yang lebih populer.

Dengan ketinggian mencapai 2.950 meter di atas permukaan laut (mdpl), Gunung Suket merupakan gunung tertinggi kedua di kawasan Pegunungan Ijen setelah Gunung Raung. Namanya berasal dari kata “suket” dalam Bahasa Jawa yang berarti rumput, karena sebagian besar wilayahnya diselimuti oleh padang rumput dan vegetasi rendah. Meskipun tidak sepopuler Raung atau Ijen, Gunung Suket menawarkan keheningan, keindahan, dan tantangan yang tidak kalah menarik.
1. Gunung Tersembunyi dengan Pesona Tersendiri
Gunung Suket adalah salah satu gunung yang jarang dikunjungi pendaki, sehingga kealamiannya masih sangat terjaga. Jalur menuju puncaknya tidak seramai Gunung Ijen dengan kawah birunya, dan tidak se-ekstrem Gunung Raung dengan kaldera raksasanya. Namun, justru karena itulah Suket menjadi tempat yang ideal bagi mereka yang mencari pendakian sunyi, alami, dan jauh dari keramaian.
Letaknya yang berdampingan dengan Gunung Ranti, Gunung Merapi (Ijen), dan Gunung Raung, menjadikan Gunung Suket bagian dari sistem gunung api kompleks. Suket sendiri sebenarnya termasuk dalam kaldera Ijen, yang berarti ia bagian dari struktur vulkanik yang sangat luas dan kompleks.
2. Jalur Pendakian Gunung Suket
Karena jarang didaki, jalur pendakian ke Gunung Suket belum sepopuler gunung lainnya. Namun, beberapa komunitas pecinta alam dan pendaki lokal telah membuka beberapa rute yang dapat dilalui, salah satunya melalui jalur yang juga digunakan untuk menuju Gunung Ijen.
a. Jalur Pos Paltuding – Gunung Merapi – Gunung Suket
Jalur ini biasanya digunakan oleh pendaki yang ingin melakukan traverse dari Gunung Ijen ke Suket. Pendakian dimulai dari Pos Paltuding, yang merupakan basecamp resmi menuju Kawah Ijen. Dari puncak Merapi Ijen, perjalanan dilanjutkan menyusuri punggungan ke arah Gunung Suket. Waktu tempuh bisa memakan waktu sekitar 2–3 hari, tergantung pada cuaca dan kondisi medan.
b. Jalur Suket via Desa Sempol (Bondowoso)
Jalur ini lebih jarang dilalui dan belum sepenuhnya memiliki penanda atau infrastruktur yang jelas. Pendaki biasanya menggunakan jasa pemandu lokal yang memahami kawasan tersebut. Jalurnya melewati hutan lebat dan padang rumput, serta jalur punggungan yang cukup menantang.
3. Keindahan Alam Gunung Suket
Gunung Suket menyajikan pemandangan HONDA138 alam yang sangat menawan. Karena letaknya berdekatan dengan gunung-gunung besar lainnya, dari puncaknya pendaki dapat melihat panorama Gunung Raung, Gunung Ijen, Gunung Ranti, dan deretan Pegunungan Iyang di kejauhan.
Keindahan yang bisa dinikmati dari Gunung Suket antara lain:
- Padang rumput luas yang menghampar di lereng dan punggungan gunung.
- Vegetasi pegunungan tropis dengan pohon-pohon raksasa, bunga edelweiss, dan semak belukar.
- Sunrise dan sunset dengan latar belakang kawah Ijen dan siluet Gunung Raung yang megah.
- Hamparan awan di pagi hari yang seringkali menyelimuti lereng bawah gunung, menciptakan sensasi berada di atas awan.
- Kesunyian dan ketenangan yang nyaris sempurna karena sangat sedikit pendaki yang datang.
4. Tantangan Pendakian
Meskipun tidak tergolong sangat tinggi, Gunung Suket memberikan tantangan tersendiri karena:
- Jalurnya yang belum resmi dan jarang dilalui membuat medan kadang tidak jelas.
- Minimnya fasilitas seperti pos pendakian, papan penunjuk arah, dan sumber air.
- Cuaca yang cepat berubah, terutama kabut dan hujan yang dapat membuat pendakian lebih sulit.
- Akses logistik yang terbatas, sehingga semua peralatan dan kebutuhan harus dipersiapkan dari bawah.
Oleh karena itu, pendakian ke Gunung Suket lebih cocok untuk pendaki berpengalaman atau yang didampingi oleh pemandu lokal.
5. Flora dan Fauna
Gunung Suket merupakan bagian dari Taman Wisata Alam Kawah Ijen, yang dikenal memiliki keanekaragaman hayati tinggi. Di kawasan ini hidup berbagai jenis flora dan fauna yang unik, termasuk:
- Bunga edelweiss (Anaphalis javanica)
- Anggrek hutan
- Macan tutul jawa, meskipun sangat jarang terlihat
- Rusa, lutung, dan berbagai jenis burung, termasuk elang dan burung hantu
- Serangga endemik yang hidup di ketinggian
Vegetasi di Gunung Suket bervariasi, mulai dari hutan hujan tropis di bawah, hingga semak dan rumput pegunungan di atas.
6. Cerita Mistis dan Budaya Lokal
Seperti banyak gunung di Pulau Jawa, Gunung Suket juga tidak lepas dari nuansa mistis dan cerita spiritual. Masyarakat sekitar meyakini bahwa kawasan pegunungan di sekitar Ijen, termasuk Suket, adalah tempat yang dikeramatkan dan dihuni oleh makhluk halus atau roh leluhur.
Pendaki sering diingatkan untuk menjaga sikap dan ucapan selama mendaki. Beberapa kepercayaan menyebutkan bahwa nama “Suket” (rumput) melambangkan kerendahan hati dan kesederhanaan. Gunung ini tidak menawarkan ketenaran, tapi memberi kedamaian bagi mereka yang mendekatinya dengan rasa hormat.
7. Potensi Ekowisata dan Konservasi
Gunung Suket memiliki potensi besar sebagai tujuan ekowisata dan pendidikan lingkungan. Namun, karena masih sepi dan belum dikelola secara resmi sebagai destinasi pendakian, diperlukan perhatian lebih untuk memastikan kelestarian alamnya.
Langkah-langkah yang penting antara lain:
- Pengembangan jalur resmi dengan tetap menjaga kelestarian ekosistem.
- Pelatihan pemandu lokal agar bisa mendampingi pendaki dan wisatawan.
- Pendidikan konservasi untuk masyarakat sekitar dan pendaki agar menjaga kebersihan dan ekosistem.
- Pembatasan jumlah pendaki untuk menjaga keseimbangan alam.
Pendakian Gunung Suket bukan untuk tujuan komersial massal, melainkan lebih cocok untuk pendaki konservatif dan pecinta alam sejati yang menghargai keheningan dan keaslian alam.
Penutup
Gunung Suket adalah permata tersembunyi di kawasan pegunungan Ijen. Ia bukan gunung untuk mereka yang mencari popularitas atau keramaian. Tapi bagi mereka yang mencari kedamaian, tantangan sunyi, dan keindahan alami yang murni, Gunung Suket adalah destinasi yang sempurna.
Pendakian ke Suket bukan hanya tentang menaklukkan puncak, tapi tentang berjalan dalam keheningan, menyatu dengan alam, dan merenung dalam kesederhanaan lanskap yang belum tersentuh modernitas.
Semoga Gunung Suket terus lestari, tetap sunyi namun penuh makna, untuk siapa saja yang ingin mengenal alam lebih dekat—tanpa kebisingan, tanpa jejak yang merusak.