Gunung Kie Besi: Mahkota Ternate dengan Sejuta Pesona

Indonesia dikenal sebagai negeri dengan deretan gunung api yang megah. Dari barat hingga timur, hampir setiap pulau besar memiliki gunung yang menjadi ikon sekaligus sumber kehidupan masyarakatnya. Salah satunya adalah Gunung Kie Besi, yang berdiri kokoh di Pulau Makian, Maluku Utara. Gunung ini bukan hanya menjadi bagian dari lanskap alam yang indah, tetapi juga menyimpan sejarah letusan, nilai budaya, serta potensi wisata yang luar biasa

Letak Geografis dan Ketinggian

Gunung Kie Besi terletak di Pulau Makian, sebuah pulau kecil yang termasuk dalam wilayah administratif Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara. Gunung ini menjulang setinggi 1.357 meter di atas permukaan laut (mdpl), menjadikannya titik tertinggi di pulau tersebut.

Dari kejauhan, bentuknya menyerupai kerucut HONDA138 sempurna yang menjulang ke langit biru. Tidak heran jika Kie Besi menjadi landmark utama Pulau Makian. Di sekelilingnya terdapat desa-desa nelayan yang hidup berdampingan dengan laut, ladang cengkeh, pala, serta hutan tropis yang subur.


Asal Usul Nama Kie Besi

Dalam bahasa setempat, “Kie” berarti gunung, sementara “Besi” diyakini berasal dari dua makna: pertama, merujuk pada kekuatan gunung yang kokoh seperti besi; kedua, dikaitkan dengan tanah subur kaya mineral yang terkandung di lereng gunung.

Bagi masyarakat Makian, Kie Besi bukan sekadar gunung, tetapi juga simbol kekuatan, perlindungan, dan sumber kehidupan yang memberikan hasil bumi melimpah.


Karakter Geologi dan Aktivitas Vulkanik

Gunung Kie Besi adalah gunung api stratovolcano dengan kerucut rapi yang terbentuk dari akumulasi lava, abu vulkanik, dan material piroklastik. Puncaknya memiliki kawah yang cukup dalam, tempat keluarnya asap dan aktivitas vulkanik.

Gunung ini termasuk aktif, meskipun tidak seaktif gunung-gunung lain di Maluku Utara seperti Gamalama. Aktivitas vulkaniknya terus dipantau oleh para ahli karena berpotensi memengaruhi kehidupan masyarakat Pulau Makian yang padat penduduk.

Letusan besar Kie Besi pernah tercatat pada tahun 1646 dan 1760. Dampaknya tidak hanya dirasakan oleh masyarakat sekitar Makian, tetapi juga oleh wilayah lain di Maluku Utara karena abu vulkaniknya terbawa angin hingga jauh.


Keindahan Alam Kie Besi

Walaupun menyimpan potensi bahaya, Gunung Kie Besi menawarkan keindahan alam yang tiada duanya.

  1. Pemandangan Lereng Hijau
    Lereng gunung ditutupi oleh hutan tropis yang rimbun. Di beberapa bagian terdapat perkebunan pala dan cengkeh yang menjadi komoditas utama masyarakat Makian sejak masa Kesultanan Ternate.
  2. Panorama Laut Maluku
    Dari lereng Kie Besi, pandangan mata langsung tertuju pada Laut Maluku yang luas. Laut biru jernih yang mengelilingi Pulau Makian memberikan kontras menawan dengan kehijauan gunung.
  3. Kawah Puncak
    Kawah Gunung Kie Besi menjadi daya tarik tersendiri. Meskipun berbahaya untuk didekati terlalu dekat, panorama kawah ini memancarkan aura misteri dan kekuatan alam.
  4. Pantai dan Lautan Sekitar
    Perpaduan antara gunung dan laut di Pulau Makian menjadikan tempat ini unik. Setelah mendaki, wisatawan dapat menikmati pantai berpasir putih yang eksotis di sekitar pulau.

Jalur Pendakian

Gunung Kie Besi memiliki jalur pendakian yang menantang, namun belum seterkenal jalur pendakian gunung di Jawa atau Sumatera. Biasanya, pendakian dimulai dari desa-desa di kaki gunung, seperti Desa Dote atau Desa Pantecila.

Medannya menanjak dan melewati hutan lebat. Perjalanan menuju puncak bisa memakan waktu 6–8 jam, tergantung kondisi fisik pendaki. Sepanjang perjalanan, pendaki akan disuguhi suara alam, burung-burung endemik, serta sesekali panorama laut biru yang menampakkan diri di sela-sela pepohonan.

Bagi mereka yang berhasil mencapai puncak, pemandangan 360 derajat yang menampilkan Laut Maluku, Pulau Halmahera, hingga Pulau Ternate, adalah hadiah yang tak ternilai.


Kehidupan Masyarakat di Lereng Kie Besi

Masyarakat Pulau Makian hidup sangat dekat dengan Gunung Kie Besi. Lerengnya yang subur dimanfaatkan untuk menanam berbagai tanaman, terutama cengkeh dan pala yang sejak dahulu menjadi komoditas penting di perdagangan rempah dunia.

Selain bertani, masyarakat Makian juga menggantungkan hidup dari hasil laut. Laut sekitar pulau kaya dengan ikan tuna, cakalang, dan berbagai jenis hasil laut lainnya. Dengan demikian, Kie Besi secara tidak langsung turut berkontribusi dalam menyediakan lahan subur dan ekosistem yang mendukung kehidupan penduduk.


Nilai Budaya dan Spiritual

Bagi masyarakat Makian, Gunung Kie Besi memiliki nilai spiritual yang tinggi. Beberapa tradisi adat dilakukan sebagai bentuk penghormatan terhadap gunung yang dianggap sebagai “penjaga” pulau.

Cerita rakyat setempat menyebutkan bahwa gunung ini memiliki roh penunggu yang berperan menjaga keseimbangan alam. Karena itu, masyarakat sering mengaitkan aktivitas vulkanik gunung dengan tanda-tanda dari alam yang harus dihormati.

Kehidupan budaya di sekitar Kie Besi juga tidak lepas dari sejarah panjang perdagangan rempah. Pada masa Kesultanan Ternate, Pulau Makian dikenal sebagai salah satu penghasil cengkeh terbaik, dan Kie Besi dianggap sebagai pusat kesuburan tanah yang mendukung kejayaan tersebut.


Potensi Wisata

Gunung Kie Besi dan Pulau Makian memiliki potensi wisata yang luar biasa. Kombinasi antara gunung, hutan, dan laut menjadikan kawasan ini ideal untuk dikembangkan sebagai destinasi ekowisata.

Beberapa potensi wisata yang bisa diperkenalkan antara lain:

  • Wisata Pendakian Gunung Kie Besi: Tantangan bagi para pecinta petualangan.
  • Wisata Bahari: Menyelam atau snorkeling di laut sekitar Makian yang masih sangat jernih dan alami.
  • Wisata Budaya: Mengenal tradisi masyarakat Makian yang masih memegang erat nilai adat dan sejarah rempah.
  • Wisata Edukasi Vulkanologi: Belajar tentang aktivitas vulkanik dan bagaimana masyarakat hidup berdampingan dengan gunung api.

Namun, untuk mengembangkan potensi wisata ini diperlukan dukungan infrastruktur, promosi, serta pengelolaan yang berbasis pada konservasi lingkungan agar kelestarian alam tetap terjaga.


Makna Kehadiran Kie Besi

Gunung Kie Besi bukan hanya sebuah bentang alam. Ia adalah sumber kehidupan, simbol budaya, sekaligus pengingat akan kekuatan alam yang tidak bisa dikendalikan manusia.

Masyarakat Makian telah hidup berdampingan dengan gunung ini selama ratusan tahun, mengambil manfaat dari tanah suburnya, sekaligus menghormati keberadaannya melalui tradisi adat. Kehidupan mereka mencerminkan filosofi keseimbangan antara manusia dengan alam: mengambil secukupnya dan selalu waspada terhadap tanda-tanda bahaya.


Penutup

Gunung Kie Besi di Pulau Makian adalah salah satu permata tersembunyi Maluku Utara. Dengan ketinggian 1.357 mdpl, gunung ini menghadirkan keindahan panorama, sejarah letusan, nilai budaya, dan potensi wisata yang mengagumkan.

Keberadaannya bukan hanya menjadi kebanggaan masyarakat Makian, tetapi juga bagian dari kekayaan geologi, sejarah, dan budaya Indonesia. Gunung ini mengajarkan kita tentang harmoni: bahwa di balik keindahan selalu ada potensi bahaya, dan di balik ancaman tersimpan sumber kehidupan yang tak ternilai.

Gunung Kie Besi adalah mahkota Pulau Makian—sebuah gunung yang kokoh, anggun, dan penuh makna bagi masyarakat serta bangsa Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *