Indonesia adalah negeri yang berdiri di atas “cincin api” dengan ratusan gunung berapi aktif. Salah satunya adalah Gunung Gamalama, gunung megah yang berdiri tegak di Pulau Ternate, Maluku Utara. Gunung ini tidak hanya menjadi pemandangan ikonik bagi masyarakat Ternate, tetapi juga bagian penting dari sejarah, budaya, dan kehidupan sehari-hari penduduk setempat.

Gunung Gamalama dikenal sebagai salah satu gunung api yang aktif dengan sejarah letusan panjang. Namun, di balik aktivitas vulkaniknya, gunung ini menyimpan keindahan alam luar biasa, kekayaan budaya, hingga legenda yang melekat kuat di hati masyarakat Ternate.
Lokasi dan Karakteristik
Gunung Gamalama berdiri megah di Pulau Ternate, sebuah pulau kecil yang terletak di Maluku Utara. Pulau Ternate memiliki luas sekitar 118 km², dan seluruh pulau sebenarnya adalah tubuh dari Gunung Gamalama itu sendiri. Dengan ketinggian mencapai 1.715 meter di atas permukaan laut (mdpl), gunung ini menjulang tinggi dan dapat terlihat dari berbagai sudut, termasuk dari pulau-pulau tetangga seperti Tidore, Halmahera, maupun Maitara.
Gunung Gamalama merupakan gunung berapi tipe strato yang berbentuk kerucut sempurna. Puncaknya berada di tengah pulau HONDA138 dengan kawah yang menjadi pusat aktivitas vulkanik. Dari jauh, bentuk kerucutnya yang simetris membuatnya tampak anggun sekaligus menakutkan, mencerminkan kekuatan alam yang luar biasa.
Sejarah Letusan
Gunung Gamalama memiliki sejarah letusan yang panjang dan seringkali berdampak besar bagi masyarakat Pulau Ternate. Catatan sejarah menyebutkan bahwa letusan besar pertama terjadi pada tahun 1538, dan sejak saat itu, gunung ini beberapa kali mengalami erupsi signifikan.
Beberapa letusan penting yang tercatat antara lain:
Tahun 1673: Letusan besar menyebabkan kerusakan parah di sekitar pulau dan banyak korban jiwa.
Tahun 1775: Erupsi mengakibatkan perubahan bentang alam, dengan aliran lahar dan abu vulkanik menutupi sebagian wilayah.
Tahun 1980-an hingga 1990-an: Beberapa letusan kecil hingga sedang terjadi, mengganggu aktivitas masyarakat.
Mereka menganggap Gamalama bukan sekadar gunung, melainkan bagian dari identitas sekaligus “penjaga” pulau.
Keindahan Gunung Gamalama
Di balik aktivitas vulkaniknya, Gunung Gamalama adalah sumber keindahan yang tiada tara. Pemandangan gunung yang menjulang tinggi dengan laut biru di sekelilingnya menghadirkan panorama yang sangat menawan.
Pemandangan dari Laut
Dari perairan sekitar Ternate, Gunung Gamalama tampak gagah dengan kerucut sempurna yang seolah keluar langsung dari laut. Pemandangan ini sangat ikonik, sering menjadi objek foto wisatawan.
Hutan Tropis yang Rindang
Lereng gunung ditutupi hutan hujan tropis yang lebat, menyimpan berbagai flora dan fauna khas Maluku. Pepohonan hijau yang tumbuh di sekitar kaki gunung membuat suasana sejuk dan asri.
Panorama Puncak
Bagi pendaki, mencapai puncak Gamalama menghadirkan pemandangan luar biasa. Dari atas, terlihat lautan luas, Pulau Tidore, Pulau Halmahera, hingga Pulau Maitara yang diabadikan dalam uang Rp1.000 bergambar “Pulau Maitara-Tidore”.
Jalur Pendakian
Pendakian Gunung Gamalama biasanya dimulai dari Desa Moya atau Desa Marikurubu yang terletak di kaki gunung. Jalur pendakian ini melewati perkebunan cengkeh dan pala—komoditas unggulan Maluku Utara—sebelum masuk ke hutan tropis.
Perjalanan menuju puncak biasanya memakan waktu 5–7 jam, tergantung kondisi cuaca dan fisik pendaki. Meski tidak terlalu tinggi dibanding gunung di Jawa atau Sumatera, medan Gamalama cukup menantang karena jalurnya terjal, berbatu, dan terkadang licin akibat hujan.
Setibanya di puncak, pendaki dapat melihat kawah aktif yang menjadi pusat aktivitas vulkanik, serta panorama laut dan pulau-pulau sekitar yang menakjubkan.
Flora dan Fauna
Lereng Gamalama ditutupi oleh hutan hujan tropis yang kaya akan keanekaragaman hayati. Beberapa jenis tumbuhan yang tumbuh subur di kawasan ini antara lain:
Pohon pala dan cengkeh, yang sejak berabad-abad lalu menjadi komoditas utama Maluku.
Berbagai tanaman tropis seperti bambu, rotan, dan tumbuhan obat tradisional.
Untuk fauna, kawasan Gamalama menjadi habitat berbagai burung endemik Maluku, seperti kakatua putih, burung bidadari Halmahera, serta nuri bayan. Keanekaragaman ini menjadikan Gamalama bukan hanya gunung berapi, tetapi juga ekosistem yang penting.
Kehidupan Masyarakat di Kaki Gunung
Sebagian besar masyarakat Ternate tinggal di lereng kaki Gunung Gamalama. Mereka menggantungkan hidup dari hasil perkebunan, terutama pala dan cengkeh.
Sejak masa Kesultanan Ternate, komoditas ini menjadi pusat perdagangan dunia. Bahkan, cengkeh dari lereng Gamalama sempat menjadi incaran bangsa Eropa pada abad ke-16. Hingga kini, cengkeh dan pala tetap menjadi sumber pendapatan utama masyarakat sekitar.
Selain bertani, masyarakat juga banyak yang berprofesi sebagai nelayan karena posisi Ternate dikelilingi laut yang kaya ikan. Kehidupan sehari-hari mereka adalah kombinasi dari berkebun di lereng gunung dan melaut di sekitar pulau.
Nilai Budaya dan Legenda
Gunung Gamalama memiliki kedudukan penting dalam budaya masyarakat Ternate. Gunung ini sering dikaitkan dengan legenda dan cerita rakyat yang diwariskan turun-temurun.
Salah satu legenda menyebutkan bahwa Gamalama adalah tempat bersemayamnya roh leluhur yang menjaga masyarakat Ternate. Karena itu, masyarakat memandangnya dengan rasa hormat, dan tidak jarang ada ritual adat yang dilakukan untuk “menenangkan” sang gunung agar tidak murka.
Selain itu, Gunung Gamalama juga menjadi simbol identitas orang Ternate. Gunung ini selalu hadir dalam karya seni, lagu daerah, hingga lambang-lambang budaya setempat.
Potensi Wisata
Gunung Gamalama memiliki potensi wisata yang besar, baik wisata alam, sejarah, maupun budaya. Beberapa daya tarik yang bisa dinikmati wisatawan antara lain:
Pendakian Gunung Gamalama – Menjadi tantangan bagi pecinta alam untuk mendaki gunung api aktif dengan pemandangan spektakuler.
Wisata Sejarah – Pulau Ternate juga kaya dengan peninggalan sejarah, seperti Benteng Oranje, Benteng Tolukko, hingga istana kesultanan. Semua berada di kaki Gamalama.
Wisata Budaya – Masyarakat Ternate memiliki tradisi dan kesenian yang unik, yang selalu berkaitan erat dengan gunung ini.
Wisata Bahari – Selain mendaki gunung, wisatawan juga bisa menyelam atau snorkeling di perairan sekitar pulau dengan terumbu karang yang indah.
Gunung Gamalama dalam Perspektif Ilmiah
Bagi para ahli vulkanologi, Gamalama adalah salah satu gunung yang menarik untuk diteliti. Aktivitas vulkaniknya yang cukup sering memberi banyak pelajaran tentang hubungan antara geologi dan kehidupan masyarakat.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terus memantau aktivitas gunung ini, mengingat dampak erupsi Gamalama bisa langsung dirasakan oleh penduduk Pulau Ternate yang tinggal di lereng hingga tepi laut.