Gunung Pagon: Puncak Tertinggi Brunei Darussalam

Brunei Darussalam, sebuah negara kecil di Pulau Kalimantan, lebih sering dikenal dengan kekayaan minyak bumi, stabilitas politik, dan budaya Islam yang kental. Namun di balik citra tersebut, Brunei juga memiliki kekayaan alam berupa hutan hujan tropis yang termasuk salah satu ekosistem terkaya di dunia. Dari lebatnya hutan tropis hingga sungai-sungai yang berliku, Brunei menyimpan potensi alam luar biasa yang masih jarang terekspos ke dunia luar. Salah satu ikon alam tersebut adalah Gunung Pagon, titik tertinggi di Brunei dengan ketinggian sekitar 1.850 meter di atas permukaan laut.

Gunung ini bukan hanya sekadar puncak geografis, melainkan juga simbol keanekaragaman hayati, warisan ekologi, dan daya tarik petualangan. Artikel ini akan mengulas lebih dalam mengenai letak, karakteristik, keindahan, hingga potensi wisata Gunung Pagon.


Letak Geografis

Gunung Pagon berada di wilayah tenggara Brunei, tepatnya di Distrik Temburong, kawasan yang kerap disebut sebagai “paru-paru hijau” Brunei karena kekayaan hutannya. Wilayah Temburong memang terpisah dari daratan utama Brunei dan dikelilingi oleh Sarawak, Malaysia. Posisinya berada di perbatasan Brunei–Malaysia, sehingga sebagian kawasan Gunung Pagon juga bersinggungan dengan hutan lindung di Sarawak.

Distrik Temburong dikenal sebagai kawasan yang masih dilingkupi hutan hujan tropis alami yang terjaga kelestarian dan keasliannya. Sebagian besar wilayahnya masuk ke dalam Taman Nasional Ulu Temburong, yang telah dikenal dunia sebagai laboratorium alam bagi penelitian biodiversitas. Gunung Pagon menjadi mahkota dari lanskap hijau tersebut.


Ketinggian dan Karakteristik Alam

Dengan ketinggian sekitar 1.850 meter, Gunung Pagon menempati posisi sebagai puncak tertinggi Brunei. Puncaknya kerap diselimuti kabut tebal, menciptakan suasana mistis khas pegunungan tropis. Jalur menuju puncak bukanlah hal yang mudah, karena masih berupa hutan lebat dengan topografi curam, aliran sungai, serta tanah berlumpur.

Secara geologis, kawasan ini dipenuhi formasi batuan tua yang ditutupi vegetasi rapat. Di sepanjang jalur pendakian, pendaki akan menjumpai berbagai jenis pohon tropis, anggrek liar, lumut, hingga pakis berukuran besar. Hewan endemik Kalimantan seperti burung enggang (hornbill), monyet proboscis, dan berbagai jenis serangga eksotis juga bisa ditemukan di sekitarnya.


Nilai Ekologis

Gunung Pagon memiliki nilai ekologis yang sangat tinggi. Sebagai bagian HONDA138 dari kawasan hutan hujan Kalimantan, area ini menjadi habitat alami bagi beragam spesies flora dan fauna. Beberapa hal yang membuat Gunung Pagon penting secara ekologi antara lain:

  • Keanekaragaman flora: terdapat ratusan jenis pohon tropis, termasuk spesies langka seperti meranti dan dipterokarpa.
  • Keunikan fauna: wilayah ini menyediakan tempat hidup bagi aneka satwa khas Kalimantan, mulai dari reptil dan burung hingga mamalia endemik.
  • Lereng Gunung Pagon berperan sebagai kawasan resapan utama yang mengalirkan air ke berbagai sungai kecil di Temburong.

Hutan di sekitar gunung ini juga berperan penting dalam menjaga keseimbangan iklim lokal dan menyerap karbon, sehingga relevan dalam konteks perubahan iklim global.


Potensi Wisata Petualangan

Meskipun tidak sepopuler gunung-gunung lain di Asia Tenggara, Gunung Pagon menawarkan potensi wisata alam dan petualangan yang luar biasa:

  1. Pendakian Ekstrem
    Trek menuju puncak Gunung Pagon tergolong menantang. Tidak ada jalur resmi yang mudah diakses, sehingga pendaki biasanya harus menggunakan jasa pemandu lokal dan melakukan ekspedisi khusus. Perjalanan ini cocok bagi pecinta petualangan ekstrem yang mencari pengalaman mendaki hutan tropis asli.
  2. Wisata Ekologi
    Dengan keanekaragaman hayati yang kaya, Gunung Pagon bisa dijadikan destinasi ekowisata. Pengunjung dapat belajar tentang spesies flora dan fauna khas hutan hujan tropis, sekaligus menyaksikan keindahan alam yang masih perawan.
  3. Fotografi Alam
    Pemandangan kabut yang menyelimuti pepohonan, panorama hutan luas, hingga keindahan burung-burung eksotis menjadi daya tarik bagi fotografer alam.

Akses Menuju Gunung Pagon

Mengunjungi Gunung Pagon tidak semudah mengakses destinasi wisata populer lainnya di Brunei. Perjalanannya memerlukan persiapan matang, karena beberapa faktor:

  • Akses transportasi menuju Distrik Temburong dari Bandar Seri Begawan dapat dilakukan dengan perjalanan menggunakan perahu menyusuri Sungai Temburong, atau melewati Jembatan Sultan Haji Omar ‘Ali Saifuddien yang kini sudah resmi beroperasi.
  • Perjalanan darat dan hutan: setelah tiba di Temburong, wisatawan masih harus melanjutkan perjalanan dengan kendaraan ke desa terdekat, lalu trekking panjang menembus hutan.
  • Pemandu lokal: karena medan yang sulit, pendaki sangat disarankan menggunakan jasa pemandu lokal yang memahami jalur hutan.

Kesulitan akses inilah yang membuat Gunung Pagon tetap terjaga keaslian dan kealamian lingkungannya.


Perbandingan dengan Gunung Lain di Brunei

Di samping Gunung Pagon, Brunei juga mempunyai sejumlah perbukitan dan gunung lain, antara lain Bukit Retak dengan ketinggian sekitar 1.618 meter, Bukit Belalong, serta Bukit Teraja. Namun Gunung Pagon tetap menjadi ikon karena tingginya yang mendominasi lanskap negara ini. Perbandingan ini menegaskan betapa pentingnya Pagon sebagai puncak tertinggi sekaligus kebanggaan geografi Brunei.


Tantangan dan Konservasi

Meskipun relatif aman dari pembangunan besar-besaran, Gunung Pagon tetap menghadapi beberapa tantangan:

  • Ancaman deforestasi di sekitar perbatasan akibat aktivitas ilegal.
  • Dampak perubahan iklim berpotensi mengganggu stabilitas ekosistem hutan hujan.
  • Keterbatasan fasilitas wisata yang memadai menyebabkan aktivitas pariwisata di kawasan ini belum berkembang optimal.

Untuk itu, upaya konservasi sangat penting dilakukan. Pemerintah Brunei bersama lembaga lingkungan internasional telah berupaya menjaga kawasan hutan Temburong, termasuk wilayah sekitar Gunung Pagon, agar tetap lestari.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *