Sulawesi Selatan merupakan salah satu provinsi yang kaya dengan pegunungan indah nan menantang. Salah satu gunung yang cukup terkenal di kalangan pendaki adalah Gunung Rantekombola. Dengan ketinggian yang hampir menyamai Gunung Latimojong, gunung ini disebut-sebut sebagai puncak tertinggi kedua di Sulawesi Selatan. Meskipun belum setenar Latimojong, Rantekombola memiliki daya tarik tersendiri yang membuatnya layak dijadikan tujuan pendakian.

Keindahan panorama alam, jalur pendakian yang menantang, serta nilai budaya yang melekat menjadikan Gunung Rantekombola bukan sekadar gunung biasa. Artikel ini akan membahas secara lengkap tentang gunung ini: letak geografis, jalur pendakian, keindahan alam, flora dan fauna, hingga potensi wisata dan budaya masyarakat setempat.
Letak Geografis dan Ketinggian
Gunung Rantekombola terletak di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, dan masih termasuk dalam kawasan Pegunungan Latimojong. Gunung ini memiliki ketinggian sekitar 3.455 meter di atas permukaan laut (mdpl), hanya terpaut puluhan meter dari Puncak Rante Mario (Gunung Latimojong) yang mencapai 3.478 mdpl.
Puncak Rantekombola sering disebut sebagai salah satu bagian dari rangkaian gunung tertinggi di Sulawesi. Posisi geografisnya yang strategis menjadikan gunung ini sebagai bentang alam penting yang memengaruhi iklim dan ekosistem di sekitarnya.
Sejarah dan Makna Budaya
Gunung Rantekombola bagi masyarakat lokal bukan hanya sekadar bentang alam, tetapi juga memiliki nilai budaya dan spiritual. Kata “Rante” dalam bahasa lokal berarti padang atau dataran luas, sedangkan “Kombola” merujuk pada sebuah nama yang diyakini berasal dari leluhur.
Masyarakat adat di sekitar Enrekang menganggap gunung ini sebagai tempat yang sakral. Beberapa cerita rakyat menyebutkan bahwa gunung ini menjadi tempat bersemayamnya roh-roh penjaga alam. Hingga kini, sebagian masyarakat masih melakukan ritual adat sebagai bentuk penghormatan kepada alam sebelum mendaki atau melakukan aktivitas penting di sekitar gunung.
Jalur Pendakian Gunung Rantekombola
Pendakian HONDA138 menuju Gunung Rantekombola umumnya dimulai dari Desa Karangan, yang juga menjadi jalur populer menuju Gunung Latimojong. Hal ini karena letak kedua gunung tersebut berdekatan dalam satu rangkaian pegunungan.
Beberapa pos pendakian yang dilalui antara lain:
- Pos 1 – Perkebunan Warga
Jalur awal melewati perkebunan kopi dan cengkeh milik warga. Suasana pedesaan yang asri dan udara segar membuat perjalanan terasa menyenangkan. - Pos 2 – Pos 4
Jalur semakin menanjak dan mulai memasuki kawasan hutan tropis. Vegetasi semakin rapat, udara semakin sejuk, dan suara burung hutan menjadi pengiring perjalanan. - Pos 5 – Pos 6
Jalur berubah menjadi lebih terjal dengan akar-akar pohon besar yang melintang. Pendaki perlu tenaga ekstra di bagian ini. - Menuju Puncak Rantekombola
Perjalanan terakhir menuju puncak adalah yang paling menantang. Namun, semua lelah akan terbayar begitu pendaki sampai di ketinggian 3.455 mdpl dan menyaksikan panorama menakjubkan.
Rata-rata, pendakian memakan waktu 3–4 hari pulang-pergi, tergantung kondisi fisik dan cuaca.
Pesona Alam Gunung Rantekombola
Gunung Rantekombola memiliki keindahan alam yang memukau. Beberapa daya tarik utamanya antara lain:
- Lautan Awan di Puncak
Pemandangan lautan awan dari puncak Rantekombola memberikan sensasi seakan berada di atas langit. - Hutan Tropis yang Asri
Jalur pendakian dipenuhi hutan tropis dengan pepohonan besar, memberi udara segar sepanjang perjalanan. - Padang Rumput di Ketinggian
Menjelang puncak, terdapat padang rumput luas yang indah, cocok untuk berkemah sambil menikmati sunrise dan sunset. - Aliran Sungai dan Air Terjun
Beberapa jalur dilintasi aliran sungai jernih dan air terjun kecil yang bisa menjadi sumber air alami bagi pendaki.
Flora dan Fauna
Gunung Rantekombola adalah rumah bagi berbagai jenis flora dan fauna endemik Sulawesi.
- Flora
Vegetasi khas pegunungan tropis seperti anggrek liar, pakis, lumut tebal, hingga pepohonan raksasa dapat ditemui di kawasan ini. - Fauna
Satwa khas Sulawesi seperti anoa (kerbau kerdil khas Sulawesi), tarsius, kuskus, serta burung maleo hidup di kawasan ini. Hal ini menunjukkan pentingnya Rantekombola sebagai kawasan konservasi alam.
Tantangan Pendakian
Meski indah, mendaki Gunung Rantekombola bukan hal mudah. Beberapa tantangan yang dihadapi pendaki antara lain:
- Jalur terjal dan panjang, membutuhkan stamina ekstra.
- Cuaca tidak menentu, sering turun hujan dan kabut tebal.
- Suhu dingin ekstrem di malam hari, bisa mencapai 5–10 derajat Celsius.
Karena itu, pendaki harus mempersiapkan diri dengan matang:
- Membawa perlengkapan mendaki standar (tenda, sleeping bag, matras, peralatan masak).
- Menyediakan logistik makanan cukup untuk 3–4 hari.
- Membawa pakaian hangat dan jas hujan.
- Menggunakan sepatu gunung yang nyaman.
- Menghormati budaya masyarakat lokal dan selalu menjaga kebersihan.
Potensi Wisata dan Ekonomi Lokal
Gunung Rantekombola memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata alam unggulan Sulawesi Selatan. Setiap tahun, jumlah pendaki yang datang semakin meningkat. Hal ini berdampak positif pada perekonomian masyarakat sekitar.
Masyarakat di Desa Karangan, misalnya, menyediakan homestay sederhana, jasa pemandu lokal, serta porter. Selain itu, produk lokal seperti kopi Enrekang dan dangke (makanan khas berbahan dasar susu sapi/kerbau) juga menjadi daya tarik tersendiri. Dengan pengelolaan yang baik, Rantekombola bisa menjadi ikon wisata baru yang mengangkat nama Sulawesi Selatan di kancah nasional maupun internasional.
Konservasi dan Kelestarian
Sebagai kawasan pegunungan yang kaya ekosistem, Gunung Rantekombola perlu dijaga kelestariannya. Ancaman seperti penebangan liar, perburuan satwa, dan sampah pendakian bisa merusak keseimbangan alam.
Beberapa komunitas pecinta alam bersama pemerintah daerah sudah mulai melakukan upaya konservasi, seperti:
- Penanaman pohon kembali di area yang gundul.
- Sosialisasi kebersihan gunung kepada pendaki.
- Pengawasan jalur pendakian agar tetap teratur.
Dengan upaya berkelanjutan, Gunung Rantekombola bisa terus menjadi surga alami yang lestari.
Kesimpulan
Gunung Rantekombola di Sulawesi Selatan adalah gunung tertinggi kedua di Sulawesi yang menyimpan pesona luar biasa. Dengan ketinggian 3.455 mdpl, gunung ini menawarkan panorama indah, jalur pendakian menantang, serta keanekaragaman flora dan fauna khas Sulawesi.
Selain sebagai destinasi wisata alam, Rantekombola juga memiliki nilai budaya yang penting bagi masyarakat setempat. Bagi para pendaki, menaklukkan gunung ini bukan hanya soal fisik, tetapi juga pengalaman spiritual untuk lebih dekat dengan alam.
Dengan menjaga kelestarian dan mengembangkan potensi wisata secara berkelanjutan, Gunung Rantekombola bisa menjadi salah satu ikon kebanggaan Sulawesi Selatan sekaligus warisan alam Indonesia yang patut dijaga.