Gunung Semeru, yang dikenal juga dengan sebutan Mahameru, merupakan gunung berapi tertinggi di Pulau Jawa sekaligus salah satu ikon alam Indonesia yang mendunia. Dengan ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut, Semeru berdiri megah di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Jawa Timur. Keindahan alamnya, kekayaan ekosistem, serta legenda yang menyelimutinya menjadikan Semeru bukan hanya sekadar gunung, tetapi juga simbol spiritual, budaya, dan keagungan alam Nusantara.

Sejarah dan Legenda Gunung Semeru
Menurut kepercayaan masyarakat Jawa, Gunung Semeru diyakini sebagai tempat yang sakral. Legenda kuno dari kitab Tantu Panggelaran menyebutkan bahwa Gunung Semeru dibawa oleh para dewa dari India ke Pulau Jawa untuk menyeimbangkan bumi. Semeru dianggap sebagai pusat dunia dan tempat bersemayamnya para dewa, terutama Dewa Siwa. Kepercayaan ini masih hidup di tengah masyarakat Tengger yang mendiami kawasan sekitar gunung, di mana ritual keagamaan seperti Yadnya Kasada digelar setiap tahun sebagai bentuk penghormatan kepada Sang Hyang Widhi.
HONDA138 Di samping itu, Semeru memiIiki makna spirituaI mendaIam bagi pendaki. JuIukan “Mahameru” sendiri berarti “gunung agung”, yang mencerminkan keagungan sekaligus tantangan yang ditawarkan oleh gunung ini.
Kondisi Geologi dan Aktivitas Vulkanik
Sebagai gunung berapi aktif, Gunung Semeru termasuk dalam jajaran gunung berapi paling aktif di Indonesia. Puncaknya, yang dikenal sebagai Jonggring Saloko, kerap mengeluarkan letusan kecil berupa abu vulkanik dan asap setiap beberapa menit. Aktivitas ini terpantau rutin dan sering menjadi daya tarik tersendiri bagi pendaki maupun peneliti.
Namun, letusan besar juga pernah terjadi. Salah satu yang paling tragis adalah letusan pada Desember 2021, yang menyebabkan awan panas meluncur ke permukiman di sekitarnya. Peristiwa tersebut mengingatkan masyarakat bahwa Semeru, selain indah, juga menyimpan potensi bahaya yang tidak bisa diabaikan. Oleh karena itu, pendakian ke puncak Jonggring Saloko biasanya dilarang, dan pendaki hanya diperbolehkan mencapai puncak Mahameru hingga batas tertentu.
Keindahan Alam dan Daya Tarik Wisata
Gunung Semeru menyimpan panorama alam yang luar biasa. Jalur pendakiannya penuh dengan pemandangan indah, mulai dari hutan tropis, padang savana, hingga hamparan pasir luas. Berikut beberapa titik ikonik di jalur pendakian Semeru:
- Ranu Pane
Ranu Pane adalah desa terakhir sebelum jalur pendakian dimulai. Desa ini berada di ketinggian sekitar 2.100 mdpl dan dihuni oleh masyarakat Tengger. Suasana desa yang sejuk dengan latar pegunungan membuat pendaki sering bermalam di sini sebelum melanjutkan perjalanan. - Ranu Kumbolo
Danau Ranu Kumbolo merupakan surga bagi para pendaki. Terletak di ketinggian 2.400 mdpl, danau ini menjadi tempat peristirahatan utama dalam pendakian. Airnya jernih, udara sejuk, dan pemandangan matahari terbit di tepi danau sering dianggap sebagai momen paling berkesan di Gunung Semeru. - Oro-Oro Ombo
Setelah melewati Ranu Kumbolo, pendaki akan tiba di Oro-Oro Ombo, sebuah padang savana luas yang dihiasi tanaman verbena berwarna ungu ketika musim tertentu. Hamparan ini membuat pendaki serasa berada di Iuar negeri, karena keindahannya mirip padang bunga di Eropa. - Kalimati dan Arcopodo
Kalimati adalah pos terakhir untuk mendirikan tenda sebelum melanjutkan pendakian ke puncak. Dari sini, pendaki biasanya beristirahat dan mempersiapkan diri untuk summit attack dini hari. Setelah Kalimati, terdapat Arcopodo, tempat yang dipercaya memiliki dua arca penjaga yang kini tidak lagi terlihat. - Puncak Mahameru
Dengan ketinggian 3.676 mdpl, puncak Mahameru menjadi titik tertinggi di Pulau Jawa. Pendaki yang berhasil mencapai puncak dapat menyaksikan pemandangan luar biasa, termasuk Gunung Bromo, Batok, Arjuno, hingga Raung di kejauhan.
Flora dan Fauna di Semeru
Gunung Semeru bukan hanya tentang pendakian, melainkan juga rumah bagi keanekaragaman hayati. Vegetasi di Semeru bervariasi sesuai dengan ketinggian, muIai dari hutan tropis dataran rendah hingga padang rumput di ketinggian. Jenis tumbuhan seperti edelweis jawa (Anaphalis javanica) masih bisa dijumpai di jalur pendakian, meski keberadaannya kini semakin langka.
Selain flora, fauna di kawasan Semeru juga beragam. Beberapa jenis satwa yang hidup di sini antara lain kijang, macan tutul jawa, lutung, burung elang jawa, hingga berbagai jenis serangga endemik. Kekayaan ini membuat Taman NasionaI Bromo Tengger Semeru menjadi kawasan konservasi penting di lndonesia.
Pendakian Gunung Semeru
Pendakian Gunung Semeru merupakan salah satu impian terbesar para pecinta alam. Jalur resmi pendakian dimulai dari Ranu Pane. PerjaIanan biasanya memakan waktu 3–4 hari puIang pergi, tergantung kondisi fisik pendaki dan cuaca. Rute umum yang diIaIui adaIah:
- Hari 1: Ranu Pane – Ranu Kumbolo – bermalam.
- Hari 2: Ranu KumboIo – 0ro-0ro Ombo – KaIimati (mendirikan tenda).
- Hari 3: Summit attack ke Mahameru – kembali ke Kalimati – turun ke Ranu Kumbolo atau langsung ke Ranu Pane.
Pendakian Semeru membutuhkan persiapan matang. Kondisi jalur yang berat, terutama pasir tebal di menuju puncak, membuat perjalanan terasa lebih sulit. Kesehatan fisik, mental, serta perlengkapan yang memadai sangat diperlukan.
Tantangan dan Keselamatan
Meski indah, Gunung Semeru juga menyimpan bahaya besar. Suhu ekstrem, jalur terjal, minimnya oksigen di ketinggian, serta aktivitas vulkanik menjadi tantangan yang harus dihadapi pendaki. Beberapa kasus kecelakaan, bahkan kematian, pernah terjadi akibat kurangnya persiapan atau nekat menembus zona berbahaya.
Oleh sebab itu, pendakian Semeru selalu diawasi oleh pihak Taman Nasional. Setiap pendaki wajib mendaftar secara resmi, membawa surat keterangan sehat, serta mengikuti aturan keselamatan.
Peran Ekonomi dan Sosial
Gunung Sem3ru juga memberi dampak besar terhadap masyarakat sekitar. Desa-desa seperti Ranu Pane, Ngadas, dan sekitarnya berkembang berkat aktivitas pariwisata. Warga menyediakan jasa penginapan, porter, hingga pemandu pendakian. Selain itu, hasil pertanian seperti kentang, wortel, dan kubis yang tumbuh subur di kawasan lereng Semeru juga menjadi sumber mata pencaharian utama masyarakat.
Ritual keagamaan masyarakat Tengger, yang sebagian besar beragama Hindu, juga tidak bisa dipisahkan dari Semeru. Upacara Yadnya Kasada diadakan di kawah Bromo sebagai bentuk persembahan kepada Sang Hyang Widhi dan roh leluhur, yang diyakini masih memiliki kaitan erat dengan Gunung Semeru.
Gunung Semeru dalam Sastra dan Budaya Populer
Keindahan Semeru telah menginspirasi banyak karya sastra dan film. Salah satu yang paling terkenal adalah novel dan film “5 CM”, yang menceritakan tentang lima sahabat yang bermimpi menaklukkan puncak Mahameru. FiIm tersebut sukses meningkatkan popuIaritas Semeru di kaIangan generasi muda dan membuat jumIah pendaki meningkat drastis.
Gunung Semeru adalah perpaduan antara keindahan, keanggunan, dan tantangan. Ia bukan hanya gunung tertinggi di Jawa, tetapi juga simbol spiritual dan budaya yang melekat kuat di hati masyarakat. Dengan segala pesonanya, Semeru menjadi destinasi impian bagi para pendaki dan pecinta alam.